DEFINISI
- Keluarga Berendana adalah usaha untuk mengontrol jumlah dan jarak
antara kelahiran anak.
- Untuk menghindari kehamilan yang bersifat sementara digunakan kontrasepsi
sedangkan untuk menghindari kehamilan yang sifatnya menetap bisa
dilakukan sterilisasi.
- Aborsi bisa digunakan untuk mengakhiri kehamilan jika terjadi
kegagalan kontrasepsi.
KONTRASEPSI
Metode kontrasepsi terdiri dari:
Kontrasepsi oral (pil KB)
- Pil KB mengandung hormon, baik dalam bentuk kombinasi
progestin dengan estrogen atau progestin saja.
- Pil KB mencegah kehamilan dengan cara menghentikan ovulasi
(pelepasan sel telur oleh ovarium) dan menjaga kekentalan lendir
servikal sehingga tidak dapat dilalui oleh sperma.
- Tablet yang hanya mengandung progestin sering menyebabkan perdarahan
tidak teratur. Tablet ini hanya diberikan jika pemberian estrogen bisa
membahayakan, misalnya pada wanita yang sedang menyusui.
- Pil kombinasi ada yang memiliki estrogen dosis rendah dan ada yang
mengandung estrogen dosis tinggi.
- Estrogen dosis tinggi biasanya diberikan kepada wanita yang
mengkonsumsi obat tertentu (terutama obat epilepsi).
- Keuntungan pemakaian pil KB adalah mengurangi:
- Resiko kanker jenis tertentu
- Angka kekambuhan kram pada saat menstruasi
- Ketegangan premenstruasi
- Perdarahan tidak teratur
- Anemia
- Kista payudara
- Kista ovarium
- Kehamilan ektopik (kehamilan di luar kandungan)
- Infeksi tuba falopii.
- Sebelum mulai menggunakan pil KB, dilakukan pemeriksaan fisik untuk
meyakinkan bahwa tidak ada masalah kesehatan yang bisa menimbulkan
resiko.
- Jika wanita tersebut atau keluarga dekatnya ada yang menderita diabetes
atau penyakit jantung, biasanya dilakukan pemeriksaan darah untuk
mengukur kadar kolesterol dan gula darah. Jika kadar kolesterol atau
gula darahnya tinggi, maka diberikan pil KB dosis rendah.
- 3 bulan setelah pemakaian pil KB, dilakukan pemeriksaan ulang untuk
mengetahui adanya perubahan tekanan darah. Selanjutnya pemeriksaan
dilakukan 1 kali/tahun.
- Pil KB sebaiknya tidak digunakan oleh:
- Wanita yang merokok dan berusia diatas 35 tahun
- Wanita penderita penyakit hati aktif atau tumor
- Wanita yang memiliki kadar trigliserida tinggi d. Wanita penderita
tekanan darah tinggi yang tidak diobati
- Wanita penderita diabetes yang disertai penyumbatan arteri
- Wanita yang memiliki bekuan darah
- Wanita yang tungkainya sedang digips
- Wanita penderita penyakit jantung
- Wanita yang pernah menderita stroke
- Wanita yang pernah menderita penyakit kuning pada saat kehamilan
- Wanita penderita kanker payudara atau kanker rahim.
- Pengawasan harus dilakukan jika pil KB digunakan oleh:
- Wanita yang mengalami depresi
- Wanita yang sering mengalami sakit kepala migren
- Wanita yang merokok tetapi berusia dibawah 35 tahun
- Wanita yang pernah menderita hepatitis atau penyakit hari
lainnya tetapi telah sembuh total.
Pemakaian pil KB setelah
kehamilan
- Resiko terbentuknya bekuan darah di tungkai meningkat setelah
kehamilan dan akan semakin meningkat jika wanita tersebut memakai pil
KB.
- Jika menstruasi terakhir terjadi dalam waktu kurang dari 12 minggu
setelah persalinan, maka pil KB bisa langsung digunakan. Jika menstruasi
terakhir terjadi dalam waktu 12-28 minggu, maka harus menunggu 1 minggu
sebelum pil KB mulai digunakan, sedangkan jika menstruasi terakhir
terjadi dalam waktu lebih dari 28 minggu, harus menunggu 2 minggu
sebelum pil KB mulai digunakan.
- Wanita yang menyusui biasanya tidak mengalami ovulasi sampai 10-12
minggu setelah persalinan, tetapi mereka bisa mengalami ovulasi dan
hamil sebelum terjadinya menstruasi pertama. Karena itu, ibu yang
menyusui sebaiknya menggunakan pil KB jika tidak ingin hamil.
- Pil kombinasi yang diminum oleh ibu menyusui bisa mengurangi jumlah
air susu dan kandungan zat lemak serta protein dalam air susu. Hormon
dari pil terdapat dalam air susu sehingga bisa sampai ke bayi. Karena
itu untuk ibu menyusui sebaiknya diberikan tablet yang hanya mengandung
progestin, yang tidak mempengaruhi pembentukan air susu.
- Pil KB yang diminum segera setelah terjadinya pembuahan atau pada
awal kehamilan (sebelum wanita tersebut mengetahui bahwa dia hamil)
tidak akan membahayakan janin.
Efek samping pil KB
- Perdarahan tidak teratur. Sering terjadi pada beberapa bulan
pertama pemakaian pil KB, jika tubuh telah menyesuaikan diri dengan
hormon biasanya perdarahan abnormal akan berhenti.
- Beberapa bulan setelah berhenti menggunakan pil KB, mungkin tidak
akan terjadi menstruasi, tetapi obat ini tidak menyebabkan berkurangnya
kesuburan secara permanen.
- Efek samping yang berhubungan dengan estrogen adalah mual, nyeri
tekan pada payudara, perut kembung, penahanan cairan, peningkatan
tekanan darah dan depresi.
- Efek samping yang berhubungan dengan progestin adalah penambahan
berat badan, jerawat dan kecemasan. Penambahan berat badan sebanyak
1,5-2,5 kg biasanya terjadi akibat penahanan cairan dan mungkin karena
meningkatnya nafsu makan.
- Bekuan darah diperkirakan 3-4 kali lebih sering terjadi pada
pemakaian pil KB dosis tinggi. Jika secara tiba-tiba timbul nyeri dada
atau nyeri tungkai, pemakaian pil KB harus segera dihentikan dan segera
memeriksakan diri karena gejala tersebut mungkin menunjukkan adanya
bekuan darah di dalam vena tungkai dan kemungkinan sedang menuju ke
paru-paru. Pil KB dan pembedahan menyebabkan meningkatnya resiko
pembentukan bekuan darah, sehingga 1 bulan sebelum menjalani pembedahan
pemakaian pil harus dihentikan dan baru mulai dipakai lagi 1 bulah
setelah pembedahan.
- 1-2% wanita pemakai pil KB mengalami depresi dan kesulitan tidur.
- h. Melasma (bercak-bercak berwarna gelap di wajah). Jika
terkena sinar matahari, bercak semakin gelap. Melasma akan menghilang
secara perlahan setelah pemakaian pil KB dihentikan.
- Resiko terjadinya kanker leher rahim tampaknya meningkat, terutama
jika pil KB telah dipakai selama lebih dari 5 tahun. Karena itu wanita
pemakai pil KB harus rutin menjalani pemeriksaan Pap smear
(minimal 1 kali/tahun). Di lain fihak, wanita pemakai pil KB memiliki
resiko kanker ovarium ataupun kanker rahim yang lebih rendah.
Interaksi pil KB dengan
obat lain
- Pil KB tidak berpengaruh terhadap obat lain, tetapi obat lain
(terutama obat tidur dan antibiotik) bisa menyebabkan berkurangnya
efektivitas dari pil KB.
- Wanita pemakai pil KB bisa hamil jika secara terus menerus
mengkonsumsi antibiotik (misalnya rifampin, penisilin, ampisilin,
tetrasiklin atau golongan sulfa). Ketika mengkonsumsi antibiotik
tersebut, selain pil KB sebaiknya ditambah dengan menggunaka kontrasepsi
penghalang (misalnya kondom atau diafragma).
- Oba anti-kejang (fenitoin dan phenobarbital) bisa menyebabkan
meningkatkan perdarahan abnormal pada wanita pemakai pil KB.
- Untuk mengatasi hal ini, kepada wanita penderita epilepsi yang
mengkonsumsi anti-kejang perlu diberikan pil KB dosis tinggi.
Sumber : http://medicastore.com |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar